Matius 11:2-11
Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”
Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar darinya.”
***
Dalam liturgi Gereja, hari ini kita memasuki Pekan Adven III yang artinya sebentar lagi Hari Raya Natal akan segera tiba. Tentu sudah banyak kesibukan yang kita lakukan, mulai dari lingkup keluarga sampai pada keterlibatan di Gereja masing-masing, misalnya mempersiapkan pernak-pernik Natal. Namun, mari kita merenung sejenak melalui bacaan hari ini, terutama dari Injil.
Pertanyaan yang diajukan Yohanes Pembaptis kepada Yesus kiranya menarik untuk kita renungkan. Melalui para muridnya, Yohanes bertanya, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Pertanyaan singkat ini bisa jadi dimaksudkan oleh Yohanes untuk memberi peneguhan bagi para muridnya tentang identitas Yesus. Yohanes sudah tahu siapa Yesus; ia pun mempersembahkan karyanya sebagai persiapan untuk menyambut kedatangan sang Mesias. Namun, tampaknya sulit bagi Yohanes untuk memberi penjelasan demikian kepada para muridnya. Karena itu, ia meminta mereka untuk mendengar sendiri kesaksian dari Yesus.
Yohanes Pembaptis melakukan karya-karya kebaikan dalam kerangka persiapan kedatangan Yesus. Itulah intinya, sehingga ia tanpa jemu mengajak orang untuk bertobat. Secara kontemplatif, pada saat-saat Adven sekarang ini, kita bisa memaknai apa yang dilakukan Yohanes tersebut. Kita mempersiapkan diri dan membuat berbagai macam hal untuk perayaan Natal. Namun, terkadang kita justru jatuh pada persiapan-persiapan yang sifatnya artifisial. Pertanyaannya, sudahkah kita mempersiapkan batin dan hati kita untuk menyongsong kelahiran Yesus?
Pada Minggu Adven III ini, kita diajak untuk merenung lebih dalam: sudahkah kita sungguh-sungguh menantikan kedatangan Yesus? Ataukah yang kita nantikan sebetulnya perayaannya saja, sehingga hidup kita tidak pernah berubah secara signifikan? Yohanes mengajarkan bahwa pertobatan yang dilakukan oleh banyak orang adalah persiapan untuk menyambut kehadiran Yesus. Sang Juru Selamat bukanlah dia, tetapi Yesus yang datang setelah dirinya.
Kiranya apa yang dilakukan Yohanes Pembaptis, yakni mempersiapkan hati dalam rangka menyambut kedatangan Yesus, juga dapat kita lakukan secara pribadi. Jangan sampai Natal kali ini kita jatuh dalam hingar bingar perayaannya belaka. Semoga kita mampu mengambil makna rohani Natal yang pada pokoknya mengajak kita untuk hidup lebih baik sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah sendiri.