Waktu Tuhan

Senin, 9 Desember 2019 – Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda

155

Lukas 1:26-38

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

***

Di antara banyak berkat yang diberikan Tuhan kepada kita, waktu adalah salah satu berkat yang paling berharga. Waktu membatasi hidup kita. Waktulah yang memulai dan mengakhiri segala aktivitas kita. Waktu menawarkan kepada kita banyak kesempatan untuk menjadi diri sendiri sebagaimana yang dikehendaki Allah, serta untuk mengisi hari-hari hidup kita bersama orang lain. Waktu jugalah yang akan membawa kita kepada keabadian, di mana di sana batas waktu tidak akan ada lagi.

Dalam Gereja, kita juga diberi banyak waktu untuk mensyukuri karya Tuhan. Hari ini kita diberi waktu untuk merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda. Saat ini, kita sedang memasuki “rahasia waktu.” Kita mengenangkan Maria yang dikandung dalam persatuan mesra antara Yoakim dan Ana, sebuah persatuan yang indah dalam perjalanan sejarah keselamatan.

Gereja menghormati waktu suci tersebut karena dengan dikandung tanpa noda, Maria memulai hidupnya dan kita pun masuk dalam sebuah waktu yang baru. Kita masuk dalam “waktu Tuhan,” yakni masuk dalam karya penyelamatan Allah. Maria adalah pintu masuk Perjanjian Baru di mana sejarah keselamatan mulai terlaksana. Dalam kesucian kandungan ibunya, Maria kelak di kemudian hari menjadi Tabut Perjanjian Baru karena mengandung Yesus, Sabda yang menjadi daging.

Akan tetapi yang terpenting dari Maria adalah terpenuhinya rencana keselamatan Allah. Maria mengandung cinta Allah di mana Allah ingin mencurahkan cinta sehabis-habisnya kepada manusia. Inilah makna perayaan kita hari ini. Pelanggaran yang dilakukan Hawa di Taman Eden sekarang digantikan oleh kesetiaan Maria yang berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Karena Hawa, kita masuk dalam waktu hukuman dan keterpisahan dengan Tuhan. Karena Maria, kita masuk dalam waktu Tuhan yang menyelamatkan kita.

Semoga kita yang tengah mempersiapkan diri untuk menyongsong kelahiran Yesus belajar dari Maria yang dikandung tanpa noda. Yang nantikan bukanlah sekadar kelahiran seorang anak, melainkan kedatangan Tuhan yang masuk ke dalam ruang dan waktu manusia. Hal itu memungkinkan kita turut berpartisipasi dalam waktu Tuhan. Waktu Tuhan pastilah yang terbaik bagi kita.