Matius 4:18-22
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
***
Pada Pesta Santo Andreas hari ini, kita diajak untuk merenungkan panggilan Tuhan kepada Andreas. Setelah mendengar panggilan Tuhan, Andreas dikatakan “segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.” Ada sebuah sikap yang penting untuk kita refleksikan bersama, yakni bergegas.
Alkisah, di dalam sebuah grup WA paroki, pastor paroki membuka diskusi tentang pendampingan orang muda. Pendapat langsung bermunculan dari anggota grup. Semua bersemangat memberikan ide dan pendapat mereka. Dari pagi sampai sore, ratusan pesan dikirimkan untuk menanggapi pertanyaan pastor paroki di atas. Menjelang malam, pastor tersebut melontarkan pertanyaan lanjutan, “Siapa di antara Anda yang bersedia menjadi pendamping orang muda dan merealisasikan ide-ide baik tersebut?” Seketika suasana langsung sunyi senyap. Tidak ada lagi yang menjawab. Mungkin semua sudah pergi tidur.
Itulah kiranya ciri khas manusia. Kita banyak berbicara, sedikit bertindak. Rasul Andreas menunjukkan sikap yang berbeda. Dia sedikit berbicara, namun banyak bertindak. Andreas bergegas menanggapi undangan Tuhan. Ia tidak menunda-nunda; ia bekerja secara nyata.
Para pengikut Kristus hendaknya bergegas dalam melakukan tanggung jawab mereka. Ada begitu banyak tanggung jawab yang menanti kita. Kehadiran Kerajaan Allah tidak bisa ditunda-tunda. Apa yang baik dari Tuhan ingin segera dihadirkan di tengah-tengah kehidupan.
Sikap bergegas menunjukkan pribadi yang mau repot demi kebaikan bersama. Mereka yang tidak bergegas adalah pribadi-pribadi yang lamban, sibuk dengan diri sendiri, dan sering kali gagal bekerja sama dengan Tuhan dalam mengupayakan terwujudnya kebaikan. Yesus selalu ada dalam perjalanan; Ia berjuang untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi kehidupan banyak orang. Marilah kita mohon rahmat Tuhan agar diberi semangat untuk bergegas dan untuk berani bertindak. Bicara itu perlu, namun bicara hanya menjadi kesia-siaan apabila kita tidak berani bertindak. Santo Andreas, doakanlah kami agar berani bergegas seperti engkau, yakni bergegas mengikuti Yesus.