Mengolah Kehendak

Senin, 18 November 2019 – Hari Biasa Pekan XXXIII

156

Lukas 18:35-43

Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: “Apa itu?” Kata orang kepadanya: “Yesus orang Nazaret lewat.” Lalu ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka mereka, yang berjalan di depan, menegur dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.

***

Dalam buku Latihan Rohani, Santo Ignasius Loyola merumuskan mengenai langkah-langkah doa kontemplasi. Setelah tahap persiapan, yakni membaca bahan dari Kitab Suci, Ignasius selalu meminta agar setiap peserta retret merumuskan id quod volo, yakni memohon apa yang mereka inginkan saat itu.

Ignasius mengajarkan bahwa dalam berdoa, kita hendaknya menggunakan daya-daya manusiawi seperti panca indra, imajinasi, ingatan, akal budi, perasaan, afeksi, dan kehendak. Id quod volo dimaksudkan agar kita mengolah kehendak kita di hadapan Tuhan. Ignasius ingin agar kita mampu merumuskan keinginan dan kehendak kita di hadapan Tuhan.

Itulah yang dilakukan oleh orang buta dalam bacaan Injil hari ini. Orang ini sangat hebat! Sosok tanpa nama ini memberikan pelajaran kepada kita tentang keinginan dan kehendaknya di hadapan Yesus. Ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Ia kemudian menegaskan, “Tuhan, supaya aku dapat melihat!” Yesus pun berkata, “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga ia melihat, lalu seluruh rakyat memuliakan Allah.

Pada zaman sekarang, kita lazim mengajukan proposal untuk segala macam kegiatan. Saya sering kali membaca proposal untuk kegiatan-kegiatan yang bagus. Proposal-proposal itu tersusun dengan sangat baik, sehingga saya tinggal memberikan persetujuan. Kurang lebih begitulah hendaknya keinginan dan kehendak kita di hadapan Tuhan. Apabila kita memiliki keinginan dan kehendak yang bagus, Tuhan tinggal memberkati. Kita tidak boleh merepotkan Tuhan gara-gara kita tidak mempunyai kehendak.

Oleh karena itu, bacaan Injil hari ini mengajak kita agar senantiasa membangun pikiran dan kehendak. Kita mohonkan berkat dari Tuhan agar hal-hal baik itu menjadi nyata. Mari kita bertanya pada diri kita masing-masing: apa yang kita mohon dan kita inginkan saat ini?