Mengikuti Yesus dan Melayani dengan Penuh Kasih

Kamis, 25 Juli 2019 – Pesta Santo Yakobus

228

Matius 20:20-28

Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

***

Hari ini Gereja merayakan Pesta Santo Yakobus. Yakobus adalah putra Alfeus yang berasal dari Betsaida di Galilea. Dia dikenal sebagai “Yakobus Muda” karena ada Yakobus lain di kalangan murid-murid Yesus yang lebih tua darinya. Bersama dengan Yohanes, saudaranya, Yakobus dipanggil oleh Yesus untuk menjadi pengikut-Nya saat sedang bekerja membantu ayah mereka sebagai nelayan. Kedua bersaudara itu dijuluki “Anak-anak Guntur,” mungkin karena sifat mereka yang keras dan berapi-api. Adalah Yakobus yang meminta Yesus untuk menjatuhkan api dari langit ke atas orang-orang Samaria yang tidak menerima mereka. Yakobus tampaknya merupakan salah satu murid kesayangan Yesus, sebab ia mendapat keistimewaan menyertai sang Guru saat peristiwa transfigurasi, saat menghidupkan kembali putri Yairus, serta saat Yesus berdoa di taman Getsemani.

Bacaan Injil hari ini berkisah tentang Yakobus dan Yohanes yang bersama ibu mereka menghadap Yesus dalam rangka meminta posisi yang terhormat. Permintaan ini didasarkan pada pemikiran bahwa suatu waktu nanti Yesus pasti akan memerintah sebagai raja. Yesus menanggapi permintaan ini dengan menantang mereka soal kesanggupan menanggung penderitaan. Dengan cepat, mereka menyanggupi hal itu. Lalu Yesus mengatakan bahwa piala penderitaan memang harus mereka minum, tetapi tentang duduk di sebelah kiri atau kanan-Nya kelak, itu adalah urusan Bapa di surga.

Kesempatan ini dimanfaatkan Yesus untuk menjelaskan kepada para murid-Nya tentang konsep kepemimpinan yang harus mereka laksanakan. Siapa yang ingin menjadi besar haruslah menjadi pelayan, siapa yang ingin menjadi terkemuka hendaknya ia menjadi hamba. Konsep inilah yang juga dijalankan oleh Yesus. Ia datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Ia memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

Sebagaimana Yakobus, kita adalah murid-murid Yesus. Kita diajak untuk hamba dan pelayan, sebab Yesus sendiri sudah melakukannya. Pelayanan yang paling berkualitas adalah pelayanan yang mengambil bagian dalam pelayanan Kristus. Tandanya adalah salib, yakni tantangan dan penderitaan. Dalam segala situasi, kita harus siap menjadi pelayan yang penuh kasih, terutama dalam pelayanan kepada orang-orang kecil dan menderita, orang-orang yang terlupakan. Di sekitar kita ada begitu banyak orang yang menderita dan kurang beruntung karena berbagai hal. Apa pun alasan atau penyebab penderitaan mereka, kita dipanggil untuk melayani mereka sepenuh hati.

Yakobus pada akhirnya meninggal sebagai martir. Semoga keteladanannya menyemangati kita dalam pelayanan, sehingga kita rela mengorbankan apa pun demi Kristus melalui sesama.