Setia

Sabtu, 20 Juli 2019 – Hari Biasa Pekan XV

118

Matius 12:14-21

Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana.

Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.”

***

Ketika Ibu Teresa ditanya apa ukuran kesuksesan dari karya kerasulannya, ia menjawab, “Tuhan tidak memanggil saya untuk sukses, tetapi untuk menjadi setia.” Memang orang sering kali menilai keberhasilan sebuah pelayanan dari banyaknya orang yang dilayani atau yang terlibat dalam pelayanan itu, padahal yang terpenting dari pelayanan adalah kesetiaan dalam karya.

Dalam perikop Injil hari ini, Yesus menunjukkan contoh tentang kesetiaan dalam karya. Ia setia berkeliling untuk mengajar dan menyembuhkan orang sakit, meskipun ada ancaman pembunuhan dari pihak orang Farisi dan kroni-kroninya. Apakah ancaman tersebut membuat Yesus menghentikan karya misi-Nya dan berkompromi dengan mereka? Tidak. Ia lebih memilih menyingkir dari tempat itu dan melanjutkan karya-Nya di tempat lain.

Kesetiaan Yesus juga tersingkap dalam kutipan dari kitab Yesaya. Yesus adalah Hamba YHWH yang dipilih dan diutus. Karena kesetiaan-Nya kepada Allah Bapa, nubuat tersebut terpenuhi dalam diri-Nya yang menjelma menjadi manusia. Kesetiaan ini akan semakin jelas ketika Yesus, sebagai hamba Allah yang menderita, memberikan diri-Nya di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia.

Yesus terus mencari, meneguhkan, dan mendampingi orang yang tersesat dan berdosa. Inilah hal lain yang bisa kita contoh dari kesetiaan Yesus. Seseorang pernah bertanya kepada saya, “Mengapa Tuhan tidak membinasakan saja semua orang jahat dan berdosa di bumi agar kedamaian meliputi dunia?” Jawabannya adalah karena Tuhan itu maharahim dan maha pengasih. Dia tetap setia kendati kepada mereka yang berdosa. Inilah yang menjadi ciri khas karya misi Yesus. Ia setia mencari domba-domba yang hilang. Nubuat Yesaya menggambarkan hal ini dengan indah, “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya.”

Menjadi setia adalah panggilan bagi semua orang kristiani. Hendaknya kita setia untuk berbuat baik dan untuk mewartakan kabar sukacita injili. Di bawah ini ada syair yang indah tentang sikap-sikap yang semestinya dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang setia. Syair ini ditulis oleh John R.W. Stott dan saya terjemahkan secara bebas.

Banyak orang bertindak tidak logis, egois, dan keterlaluan. Bagaimanapun tetaplah mencintai mereka.

Orang menuduhmu memiliki motif pribadi yang tersembunyi di dalam kebaikan yang kamu lakukan. Tetaplah berbuat baik.

Ketika kamu sukses mungkin kamu akan memperoleh teman dan sahabat palsu. Teruslah berusaha mencapai kesuksesan.

Kebaikan yang kamu buat hari ini akan dilupakan besok. Bagaimanapun tetaplah berbuat baik.

Kejujuran akan membuat kamu dibenci dan diserang banyak orang. Teruslah berlaku jujur.

Orang yang berjiwa besar akan dijatuhkan orang yang berjiwa kerdil. Tetaplah berjiwa besar.

Orang yang berjuang untuk orang kecil hanya didukung oleh sedikit orang yang berposisi tinggi. Berjuanglah terus untuk yang kecil.

Apa yang kamu bangun bertahun-tahun dihancurkan dalam semalam saja. Janganlah berhenti untuk terus membangun.

Kamu disalahkan dan dicaci karena membantu mereka yang perlu bantuan. Apa pun yang terjadi, teruslah membantu mereka.

Di saat kamu memberikan yang terbaik bagi dunia ini, justru kamu menerima tonjokan yang merontokkan gigi sebagai balasannya. Tetaplah berikan yang terbaik yang mampu kamu berikan.