Ekaristi sebagai Anugerah

Minggu, 23 Juni 2019 – Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

338

Lukas 9:11b-17

Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi.” Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Kamu harus memberi mereka makan!” Mereka menjawab: “Yang ada pada kami tidak lebih dari lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini.” Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok.” Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk. Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.

***

Hari ini, umat Katolik di seluruh dunia merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan ini membantu umat beriman memperbarui penghayatan mereka akan nilai perayaan Ekaristi. Cikal bakal perayaan Ekaristi sebagai perayaan syukur dimulai dari kisah Perjanjian Lama tentang Abram dan Raja Salem yang bernama Melkisedek (bacaan pertama hari ini, Kej. 14:18-20). Melkisedek mendatangi Abram sambil membawa roti dan anggur, lalu mengucap syukur atas kemenangan Abram atas musuh-musuhnya. Ekaristi dalam tradisi paling klasik dengan demikian merupakan bentuk ucapan syukur atas bantuan, pertolongan, perlindungan, dan campur tangan Allah ketika seseorang berjuang melawan musuh-musuh yang mengancam dirinya. Karena itu, perayaan Ekaristi memiliki kaitan erat dengan upaya untuk berterima kasih kepada Allah atas kebaikan, perlindungan, dan hal-hal besar yang dikerjakan-Nya bagi umat Israel.

Sementara itu, bacaan Injil hari ini menunjukkan bagaimana perayaan Ekaristi menggambarkan relasi intim yang tak terputuskan antara Yesus dan umat yang beriman kepada-Nya. Secara nyata, hal itu ditunjukkan oleh Yesus sendiri. Perayaan perjamuan kebahagiaan dan ungkapan syukur harus diadakan untuk semua orang yang bertekun mendengarkan pengajaran Yesus dan setia mengikuti-Nya.

Dikisahkan banyak orang mengikuti Yesus dan para murid-Nya hingga hari menjelang malam. Yesus lalu meminta murid-murid-Nya untuk menyediakan makanan bagi mereka semua. Memahami kesulitan yang dihadapi para murid, Ia lalu berdoa atas lima potong roti dan dua ekor ikan yang mereka miliki. Dengan itu, Yesus memperbanyak kedua unsur material tersebut yang kemudian dibagikan kepada orang-orang yang mengikuti dan mendengar pengajaran-Nya sepanjang hari.

Perayaan Ekaristi di sini diberi tambahan arti yang lebih lengkap dan sempurna. Ekaristi bukan lagi sekadar perayaan syukur atas kemenangan dalam peperangan, tetapi sekarang menjadi ucapan syukur dan perjamuan sukacita bagi orang-orang yang bertekun mendengarkan sabda dan yang setia mengikuti Yesus. Ekaristi adalah anugerah dan rahmat bagi semua orang yang memelihara ketekunan dalam mengikuti Yesus dan pengajaran-pengajaran-Nya. Demikianlah Ekaristi adalah anugerah dan berkat bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya.