Kisah Para Rasul 1:12-14
Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
***
Ada sebuah film yang menurut saya layak ditonton, judulnya Full of Grace (2015). Tentu saja kisah dalam film ini fiksi belaka. Akan tetapi, film ini bisa membantu kita mempunyai pengertian yang lebih mendalam akan peran Bunda Maria dalam kelahiran Gereja.
Film Full of Grace bercerita tentang suatu masa kira-kira sepuluh tahun setelah penyaliban Yesus. Dalam film tersebut, Maria dikisahkan telah lanjut usia. Ia hidup bersama Zara, seorang gadis belia berumur belasan tahun, anak pungutnya. Mereka hidup di daerah terpencil. Zara banyak menolong Maria dalam menjalani usia lanjut dengan tubuh yang telah renta. Dalam kesunyian hidup bersama Zara, Maria ingat akan para murid Yesus yang saat itu telah tercerai-berai. Mereka pulang ke kampung masing-masing, kembali menjalani pekerjaan lama sebagai nelayan.
Maria lantas menyuruh Zara untuk memanggil Petrus dan kawan-kawan. Petrus pun datang kepada Maria dan berkeluh kesah bahwa ia dan kawan-kawan merasa lelah menjalani hidup dengan segala tantangan yang tidak mudah. Petrus sering merasa kecil hati saat berhadapan dengan sidang-sidang, berdebat dengan para cerdik pandai dan ahli kitab, keluar masuk penjara, dan hidup ketakutan di bawah ancaman kekerasan.
Petrus juga berbicara dengan Zara. Ia berkata, “Kamu hanya seorang anak ketika semua ini mulai terjadi. Kamu bahkan tidak pernah melihat Dia, sekalipun dari kejauhan. Namun, kamu lebih percaya daripada kebanyakan orang. Bagaimana mungkin itu terjadi?” Jawab Zara, “Ibuku meninggal saat melahirkanku. Ayahku segera menyusul ibu. Aku tinggal sebatang kara sebagai yatim piatu. Namun, Maria membawaku seperti anaknya sendiri. Dia menyayangiku. Dia telah menceritakan semuanya kepadaku. Akan tetapi, cerita itu tidak membuatku percaya. Satu hal yang membuat aku percaya adalah apa yang dilakukannya untukku.”
Dalam film tersebut, Maria digambarkan mengajar para rasul yang mulai goyah keyakinannya. Ia mengajak mereka mengingat semua peristiwa dan perkataan-perkataan Yesus. Maria memiliki setumpuk batu. Setiap peristiwa dan perkataan Yesus selalu ia ingat dalam sebuah batu. Begitulah cara Maria mengajar dan memulihkan iman rasul-rasul Yesus, sehingga akhirnya mereka bersemangat kembali untuk mewartakan Kristus yang bangkit ke segala penjuru bumi.
Kisah dalam film tersebut mencerminkan isi bacaan pertama hari ini. Dikatakan bahwa para murid berkumpul sehati dan sejiwa. Mereka bertekun dalam doa bersama Maria, Ibu Yesus. Maria adalah tokoh yang telah menerima Roh Kudus sejak saat dirinya mengandung Yesus. Malaikat saat itu berkata kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau” (Luk. 1:35). Semuanya itu mengajak kita untuk menyadari bahwa Bunda Maria tidak hanya mengandung dan melahirkan Yesus, tetapi juga mengandung dan melahirkan Gereja.