Yohanes 12:44-50
Tetapi Yesus berseru kata-Nya: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”
***
Allah yang serba maha dan tidak kelihatan menjadi nyata dan dekat dengan manusia dalam pribadi Yesus Kristus. Injil Yohanes dalam berbagai kesempatan berulang kali dan dengan berbagai macam cara menegaskan hal itu. Misalnya saja dalam bacaan Injil hari ini, di mana Yesus berkata, “Barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku.”
Kata-kata Yesus tersebut menunjukkan kesatuan dan kedekatan-Nya dengan Allah Bapa. Orang yang melihat Yesus, melihat Bapa. Siapa yang ingin mengenal Bapa, ia dapat melihat Yesus beserta apa yang dikatakan dan diperbuat-Nya. Yesus adalah pantulan sejati wajah Allah. Melalui kata dan perbuatan-Nya, Yesus menjadi tanda kehadiran Allah. Ia datang bukan karena kehendak-Nya sendiri, melainkan atas kehendak Dia, Allah Bapa, yang telah mengutus-Nya.
Pasca kebangkitan, wajah Allah yang tercermin dalam seluruh hidup Yesus diteruskan oleh para rasul. Yesus yang adalah cermin sejati wajah Allah mengutus para murid untuk meneruskan pewartaan kasih Allah, sama dengan yang dibawa-Nya bagi semua orang. Sebagaimana yang dikisahkan dalam bacaan pertama (Kis. 12:24 – 13:5a), Barnabas dan Paulus dipilih dan dikhususkan untuk memberitakan firman Allah. Keduanya ditugaskan untuk menghadirkan gambar wajah kasih Allah kepada banyak orang, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, di seluruh penjuru dunia.
Saudara-saudari yang terkasih, tongkat estafet perutusan sekarang ada di tangan kita. Yesus Kristus telah mewahyukan Bapa-Nya dengan sempurna. Melihat kata dan perbuatan Yesus, orang mengenal dan mengalami seperti apakah Allah Bapa itu. Para murid meneruskan tugas perutusan Kristus untuk menghadirkan wajah kasih Allah melalui pengajaran (kata) dan seluruh perbuatan (hidup) mereka. Sekarang, kita yang telah menyatakan diri sebagai pengikut Kristus dipanggil untuk meneruskan tanda kasih Allah itu. Ketika orang melihat dan bersama dengan kita, siapakah yang mereka lihat dan mereka rasakan? Apakah kata-kata dan perbuatan kita mampu menghadirkan belas kasih dan pengampunan Allah? Apakah kehadiran kita membawa kebaikan dan kabar sukacita Putra Allah yang rela mengurbankan diri-Nya untuk menebus dosa-dosa manusia?