Kebenaran Selalu Berhadapan dengan Tantangan

Senin, 22 April 2019 – Hari Senin dalam Oktaf Paskah

359

Matius 28:8-15

Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”

Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

***

Berita Paskah adalah berita gembira kemenangan sang Korban. Ia yang dipersalahkan dan dihukum mati oleh manusia, dinyatakan “benar” oleh Allah, Hakim yang tertinggi. Keputusan sesat dan tidak adil pengadilan manusiawi, dibatalkan oleh pengadilan yang mahaadil. Yesus hidup, Ia bangkit. Warta malaikat dan kubur kosong menegaskan kebenaran fakta tersebut. Para perempuan, para saksi perdana kebangkitan, kembali dari kubur dengan penuh ketakutan dan sukacita. Ada perasaan takjub di hadapan misteri tindakan Allah, sekaligus sukacita karena Yesus ternyata hidup.

Berita gembira itu harus disampaikan kepada para murid yang lain. Allah senantiasa memihak dan membenarkan para hamba-Nya yang benar, meski mereka ditindas dan diperlakukan dunia dengan tidak adil. Itulah pesan pertama bagi kita: berita gembira itu harus senantiasa dibagikan kepada sesama. Sukacita kebangkitan harus disalurkan kepada sebanyak mungkin orang.

Berita gembira Paskah tentu saja menjadi berita buruk bagi para lawan. Teori konspirasi pun dibangun. Ini bukan hal yang baru. Bukankah sejak awal sampai dengan pengadilan Yesus, para lawan sudah sibuk berkoalisi dan berkonspirasi? Ada banyak tuduhan palsu, ada banyak saksi tanpa bukti. Setelah Yesus wafat, kubur-Nya disegel dan dikawal. Untuk apa? Agar mayat-Nya tetap dalam kubur, agar berita tentang Dia juga dibungkam. Sekarang, setelah Yesus bangkit, berita bahwa Dia “hidup” pasti akan meluas. Berita itu harus dihadang: Yesus dikatakan tidak bangkit, mayat-Nya dikatakan dicuri para murid.

Itulah pesan kedua bagi kita: kebenaran pasti akan selalu dilawan dengan segala macam cara. Dunia lebih senang kepalsuan daripada kesejatian. Berita gembira tidak selalu mulus diterima, bahkan mau dibungkam dengan sekuat tenaga. Selalu saja ada golongan yang menolaknya dengan tenaga dan dana yang besar. Mereka akan berkoalisi dan berkonspirasi. Mengapa? Karena kuasa dan kepentingan mereka terganggu oleh berita Paskah, oleh kabar pembebasan dan kemerdekaan. Pesan Yesus yang bangkit kepada para pengikut-Nya tetap sama dari dulu hingga kini: “Jangan takut, pergi dan katakanlah!” Penyertaan-Nya membuat kita berani untuk pergi dan mewartakan berita Paskah yang mengubah manusia dan dunia.