Jadilah Kehendak-Mu

Selasa, 12 Maret 2019 – Hari Biasa Pekan I Prapaskah

160

Matius 6:7-15

“Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

***

Merenungkan doa Bapa Kami sebagaimana diajarkan oleh Yesus, pertama-tama kita diajak untuk menyadari bahwa suatu doa biasanya mengandung tiga unsur, yaitu pujian, syukur, dan permohonan. Semua unsur tersebut terkandung dalam doa yang diajarkan Yesus.

Dengan unsur-unsur itu pula hendaknya kita berdoa, baik melalui kata-kata yang terungkap, maupun melalui sikap batin yang kita bangun. Selain itu, doa Bapa Kami juga mengajak kita untuk merenungkan tentang doa yang mencakup hubungan dengan Allah, dengan sesama, dan juga dengan diri sendiri. Itu pula yang perlu ada dalam doa-doa kita, di mana dengannya kita akan dimampukan untuk membangun hubungan yang semakin mendalam, memperbaiki keretakan-keretakan relasi dengan sesama, dan juga semakin mampu menghargai serta mengasihi diri sendiri sebagai pribadi yang dikasihi Allah.

Selain itu, doa Bapa Kami juga mengandung unsur harapan dan kepasrahan. Ini sangat baik, sebab dengan demikian doa ini menumbuhkan harapan, sekaligus membesarkan hati agar kita berserah atau berpasrah pada kehendak Tuhan.

Dalam doa Bapa Kami, kita bisa menemukan sejumlah kata perintah, yaitu datanglah, jadilah, berilah, ampunilah, dan bebaskanlah. Tentu dengan kata-kata tersebut kita tidak bermaksud memerintah Tuhan. Pahamilah kata-kata itu sebagai suatu bentuk permohonan. Yesus dengan itu mengajak kita untuk senantiasa memiliki harapan yang kuat akan kemurahan Allah. Oleh karenanya berbagai macam hal dapat kita mohonkan kepada Tuhan.

Namun demikian, perhatikan bahwa “jadilah kehendak-Mu” merupakan permohonan paling penting dalam doa ini. Permohonan ini sungguh berbeda dengan permohonan yang lain. Sebenarnya dengan ini kita tidak meminta sesuatu, tetapi justru hendak memberikan diri kita kepada Bapa. Artinya, ketika kita berdoa, “Jadilah kehendak-Mu,” itu berarti kita menyerahkan diri kita kepada kehendak-Nya.

Itulah sikap pasrah. Pasrah merupakah sikap iman yang paling membahagiakan. Segala permohonan dan keinginan perlu diungkapkan kepada Tuhan dan diperjuangkan dalam kehidupan. Namun, itu semua perlu ditopang dengan semangat berpasrah atau berserah kepada kehendak Tuhan. Dengan pasrah akan kehendak-Nya, kita tidak akan terbelenggu pada egoisme dan ambisi pribadi yang menjauhkan diri kita dari kebahagiaan sejati.