Meneladan Bapa di Surga

Minggu, 24 Februari 2019 – Hari Minggu Biasa VII

144

Lukas 6:27-38

“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”

“Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

***

Siapakah yang harus menjadi panutan bagi para murid Yesus dalam bertindak? Orang-orang berdosa atau Bapa yang ada di surga?  Orang-orang berdosa mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka, berbuat baik kepada orang-orang yang berbuat baik kepada mereka, juga meminjamkan sesuatu kepada orang lain supaya mereka menerima kembali sama banyak.

Allah tidak seperti itu. Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Ia tidak mengharapkan balasan apa pun dari orang-orang yang menerima kebaikan-Nya. Ia pun murah hati terhadap semua orang. Yesus mengingatkan agar para murid-Nya tidak berlaku seperti orang berdosa dan menjadikan mereka panutan dalam bertindak. Yang harusnya menjadi panutan mereka adalah Bapa yang ada di surga.

Bagaimana para pengikut Yesus bisa bersikap dan berlaku seperti Bapa yang ada di surga? Jangan sampai mereka hanya mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka, dan mengasihi orang lain supaya mendapatkan balasan. Yesus berkata, “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.”

Musuh menunjuk pada orang yang telah membuat kita sedih atau menderita. Reaksi yang dianggap wajar ketika orang sudah dibuat menderita adalah membalasnya dengan membuat si pelaku juga sakit dan menderita. Reaksi yang dianggap wajar ketika orang ditampar adalah balas menampar. Akan tetapi, Yesus mengingatkan para murid-Nya supaya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Para murid harus membalas kejahatan dengan kebaikan. Mereka diingatkan untuk mengasihi orang-orang yang sudah membuat mereka menderita, mendoakan orang yang sudah mencaci mereka, berbuat baik kepada orang yang membenci mereka, dan memberkati orang yang telah mengutuk mereka.

Dengan berlaku demikian, mereka telah berlaku seperti Bapa di surga, yang baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Yesus juga menegaskan, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” Bila para pengikut Yesus berlaku seperti Bapa, mereka akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi. Yang harus menjadi kebanggaan para pengikut Yesus adalah bila mereka dapat bersikap dan bertindak seperti Bapa, seperti seorang anak yang merasa bangga karena bisa melakukan sesuatu yang dilakukan oleh ayahnya. Bagi murid-murid Yesus, kejahatan yang dilakukan oleh orang lain terhadap mereka tidak boleh dijadikan alasan untuk melakukan hal yang sama. Karena itu, tidak ada alasan bagi para pengikut Yesus untuk melakukan kejahatan terhadap sesama. Yang harus mereka lakukan adalah mengasihi sesama dan berbuat baik kepada mereka, dan yang menjadi alasan untuk bertindak demikian adalah Bapa di surga, Bapa mereka yang abadi.