Menerima Usia Lanjut pada Zaman Alkitab dan Sekarang (7)

1019

Orang lansia dalam keluarga dan masyarakat

Orang lansia merupakan bagian integral dari keluarga dan masyarakat (Dulin, 55-69). Apa peranan mereka di situ? Bagaimana masyarakat dan keluarga bereaksi terhadap mereka? Kesadaran dan ilham apa yang dapat kita peroleh dengan melihat lagi beberapa contoh dalam Alkitab?

Bagi orang lansia dalam umat Israel, keluarga dan anak cucu adalah suatu berkat, bukan hanya karena menjamin kelanjutan keluarga dan warisan mereka, tetapi juga karena mereka membutuhkan perlindungan dan hiburan dalam lingkungan keluarga, baik untuk sisa hidupnya maupun di saat meninggal. Daripada ikut Daud ke Yerusalem, Barzilai memilih: “Biarkanlah hambamu ini pulang, sehingga aku dapat mati di kotaku sendiri, dekat kubur ayahku dan ibuku” (2Sam 19:37). Daud memahaminya. Ada ikatan keluarga yang timbal balik: sebagaimana orang tua memelihara anak-anak mereka, demikian pun anak-anak hendaknya menghormati orang tua (Kel. 20:12) dan memelihara mereka di hari tua (Ams. 23:22).

Kitab Rut menunjukkan dua fungsi utama keluarga: perolehan keturunan dan pemeliharaan terhadap yang lansia. Ketika Obed, anak Rut dan Boas lahir, para ibu di kota mengatakan kepada Naomi, “Dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih” (Rut 4:15). Di hari tua, jiwa Naomi disegarkan sebab menemukan tujuan hidup yang baru, antara lain dengan membantu Rut mengasuh Obed (ay. 16). Selain itu, Naomi, janda yang ditinggalkan suami dan kedua anaknya, menerima kembali perlindungan keluarga. Perlindungan bukan pertama-tama jaminan kebutuhan fisik yang sering kali sudah cukup, tetapi terutama pergaulan kekeluargaan.

Selain menjadi anggota keluarga, kaum lansia juga tetap mengambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat dan memberi sumbangan tersendiri di situ. Para petani dan pelaku wirausaha lain sering bekerja sampai usia lanjut (Hak. 19:16), mungkin terlalu lama bagi kesabaran anak-anaknya (Luk. 15:12, 29). Masa pensiun di Israel hanya diatur untuk kaum Lewi saja: “Jika ia berumur lima puluh tahun haruslah ia dibebaskan dari pekerjaan itu,” tetapi sesudah itu ia masih boleh “membantu saudara-saudaranya di Kemah Pertemuan dalam menjalankan tugas mereka” (Bil. 8:25-26). Pensiun tidak berarti bahwa tidak ada lagi sumbangan ke masyarakat. Kaum tua-tua Israel memainkan peranan penting sebagai institusi yang memecahkan perkara-perkara dalam masyarakat. Kaum lansia berperan sebagai sumber nasihat dan hikmat bagi sesama warga (Mzm. 71; juga kitab Pengkhotbah). Nabi Ahia yang pernah menubuatkan perpecahan kerajaan Salomo kepada Yerobeam (1Raj. 11:30-39) di hari tua tampil kembali untuk menyatakan kekecewaannya akan sinkretisme Raja Yerobeam (1Raj. 14:7-10).

Akan tetapi, orang-orang lansia belum tentu selalu diberi tempat dan peran seperti itu dalam masyarakat, sebagaimana tampak dari seruan pemazmur, “Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis” (Mzm. 71:9; juga ay. 18). Yesaya menggambarkan kemerosotan masyarakat antara lain dengan baris ini, “Bangsa itu akan desak-mendesak, seorang kepada seorang, yang satu kepada yang lain; orang muda akan membentak-bentak terhadap orang tua, orang hina terhadap orang mulia” (Yes. 3:5). Karena itu, cukup mengherankan bahwa tidak ada hukum-hukum Israel untuk perlindungan bagi kaum tua seperti ada bagi janda dan yatim. Agaknya ini karena perlindungan bagi kaum lansia dipandang sepenuhnya sebagai tugas spontan keluarga.

Sementara itu, Nabi Yesaya mengingatkan bahwa kekerasan yang ada dalam masyarakat Yehuda terhadap kaum lansia merupakan tanda bahwa masyarakat itu sakit: “Engkau tidak menaruh belas kasihan kepada umat-Ku, bahkan sangat memberatkan kukmu kepada orang yang tua” (Yes. 47:6). Juga bagi Deuteronomis gejala seperti itu merupakan ciri bangsa yang tak beradab: “Tuhan akan mendatangkan kepadamu suatu bangsa dari jauh, dari ujung bumi … suatu bangsa yang garang mukanya, yang tidak menghiraukan orang tua-tua dan tidak merasa kasihan kepada anak-anak” (Ul. 28:49-50).

Apakah kita setuju dengan nabi-nabi itu bahwa hormat bagi kaum lansia termasuk kewajiban-kewajiban dasar bagi masyarakat yang beradab dan damai sejahtera?

(Bersambung)