Memelihara Ketaatan

Senin, 7 Januari 2019 – Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan

148

Matius 4:12-17, 23-25

Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, — bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!”

Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.

***

Dalam bacaan pertama (1Yoh. 3:22 – 4:6) ditegaskan bahwa Tuhan selalu mendengarkan segala permintaan dan permohonan kita. Namun, pada saat yang sama, Ia juga meminta agar kita senantiasa menaati perintah dan kehendak-Nya. Ketaatan inilah yang membuat Allah tetap tinggal dalam diri dan hidup kita. Kita juga diminta untuk menguji dan menilai setiap roh, sebab tidak semua roh berasal dari Allah. Roh yang benar dan berasal dari Allah adalah roh yang mengakui bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia dan berasal dari Allah. Ini adalah kunci untuk membedakan roh-roh yang benar dengan yang menyesatkan, sekaligus untuk membedakan diri kita dengan dunia.

Sementara itu, dalam bacaan Injil hari ini, ditegaskan oleh Yesus sendiri bahwa untuk bisa mendapatkan Roh Kebenaran, orang perlu bertobat dan percaya kepada Injil. Pertobatan, pembersihan diri, dan hidup yang baru sesuai dengan kehendak Tuhan adalah cara untuk membuat Tuhan berdiam dalam hati kita. Yesus menekankan pertobatan dan pembaruan diri sebagai perwujudan konkret dari ketaatan dan kesetiaan kepada perintah-perintah-Nya. Karena itu, saudara-saudari sekalian, mari kita melihat diri kita masing-masing: Sudahkah kita menyediakan ruang yang layak dalam diri kita agar Tuhan dapat bersemayam di dalamnya?