Melakukan Perbuatan yang Baik dan Benar

Jumat 14 Desember 2018 – Peringatan Wajib Santo Yohanes dari Salib

302

Matius 11:16-19

“Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.”

***

Pernahkah Anda melihat seorang anak kecil yang menangis merengek-rengek mencari perhatian orang tuanya supaya apa yang diinginkannya dipenuhi? Berhadapan dengan situasi seperti ini, biasanya orang tua lalu menimbang-nimbang. Di satu sisi, memenuhi begitu saja permintaan anak bisa menjadikan anak itu manja dan susah diatur. Di sisi lain, tidak memenuhi permintaan sang anak akan membuat orang tua malu dengan orang-orang sekitar. Dengan pertimbangan-pertimbangan itu, ada orang tua yang kemudian bersikap mengalah, ada juga yang mendiamkan atau malah memberikan teguran. Satu hal yang jelas: tidak semua permintaan anak harus dituruti.

Yesus berhadapan dengan umat Israel yang susah diatur dan mau menang sendiri. Ia mengumpamakan generasi yang sulit itu sebagai sekelompok anak yang tidak mau diajak bermain. Acuan pada pesta perkawinan (seruling dan tarian) dan upacara kematian (kidung duka dan perkabungan) muncul di sini. Apa pun yang ditawarkan ternyata tidak disambut positif oleh anak-anak itu.

Orang Yahudi, kaum Farisi, dan para ahli Taurat adalah anak-anak yang dimaksudkan oleh Yesus. Bukannya mendengarkan utusan-utusan Allah, mereka malah menghendaki agar utusan-utusan Allah – dalam hal ini Yohanes dan Yesus – mengikuti kemauan mereka. Yohanes, yang dengan segala kesederhanaannya mewartakan pertobatan di padang gurun, tidak mereka terima. Anehnya, Yesus yang gaya pewartaan-Nya berbeda dengan Yohanes pun tidak mereka terima. Orang-orang yang menganggap diri saleh itu malah melontarkan tuduhan keji terhadap keduanya: Yohanes dituduh sebagai orang yang kerasukan setan, sementara Yesus dituduh sebagai pelahap dan peminum.

Lalu, pihak mana yang benar? Yesus berkata, “Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.” Yang berkenan di mata Allah adalah perbuatan yang baik dan benar, bukan perbuatan yang sekadar mengikuti permintaan atau menyenangkan hati orang lain.