Kontras

Kamis, 1 November 2018 – Hari Raya Semua Orang Kudus

158

Matius 5:1-12a

Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga.”

***

Saudara-saudari yang terkasih, bersama dengan Gereja universal, hari ini kita merayakan pesta para orang Kudus. Dua minggu yang lalu (Minggu, 14/10/2018), kita bersyukur atas kanonisasi tujuh orang kudus baru. Mereka yang dikanonisasi oleh Paus Fransiskus adalah Santo Paulus VI (Giovanni Battista Montini, paus), Santo Oscar Romero (martir), Santo Francesco Spinelli (imam diosesan pendiri Institut Suster Pengabdi Sakramen Mahakudus), Santo Vincenzo Romano (imam diosesan), Santa Maria Katharina Kasper (perawan, pendiri Institut Pelayan Yesus Kristus yang Miskin), Santa Nazaria Ignacia de Santa Teresa de Jesus (suster, pendiri kongregasi Bala Tentara Salib Misioner Gereja), dan Santo Nunzio Sulprizio (seorang awam muda, berkebangsaan Italia).

Menarik! Ketujuh santo-santa yang baru tersebut adalah orang-orang dengan berbagai macam latar belakang panggilan yang berbeda-beda. Ada yang seorang paus, uskup, imam, suster, dan bahkan seorang awam yang sangat muda. Dengan caranya masing-masing, semasa hidup, mereka menghayati dan menghidupi panggilan sebagai murid-murid Kristus yang sejati.

Sabda Tuhan hari ini juga mengajak kita untuk menjalankan cara hidup sebagai murid Kristus yang sejati. Kita mendengarkan sabda-sabda bahagia yang mengajak para murid Yesus untuk mampu melihat makna dan sekaligus harapan di balik setiap tantangan serta kesulitan hidup. Ada makna dan harapan di balik kemiskinan, kesedihan, penganiayaan, kehausan, dan kelaparan! Kesulitan dan tantangan sering kali membuat kita lari dari kenyataan, dan parahnya, malah menyalahkan Tuhan. Sabda bahagia mengajak kita untuk selalu bersyukur karena di balik itu tersimpan sesuatu yang sangat berharga.

Cara hidup yang kontras dengan cara pandang dunia dihidupi dan diajarkan oleh para santo dan santa kepada kita. Adalah mungkin bagi kita untuk berbahagia di tengah kemiskinan, di tengah kehausan dan kelaparan, di tengah kesedihan dan penganiayaan. Ini karena kita mampu menjumpai Allah di balik semua kesulitan dan tantangan manusiawi tersebut. Dengan seluruh kelemahan manusiawinya, para santo dan santa menghidupi panggilan suci untuk mewartakan Kerajaan Allah selama hidup mereka.

Saudara-saudari yang terkasih, kita bersyukur karena bertambahnya deretan orang kudus yang menjadi teladan dan pendoa bagi kita yang masih berjuang dalam kehidupan ini. Semoga kita mampu meneladani mereka untuk berani mempunyai cara hidup yang kontras dengan cara hidup yang ditawarkan oleh dunia. Tetaplah menemukan makna dan tetaplah berpengharapan di tengah tantangan dan kesulitan kehidupan ini. Para santo dan santa, doakanlah kami.