Anak Budak dan Anak Orang Merdeka

Senin, 15 Oktober 2018 – Peringatan Wajib Santa Teresia dari Yesus

659

Galatia 4:22-24, 26-27, 31 – 5:1  

Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar.

Tetapi Yerusalem surgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita. Karena ada tertulis: “Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami.”

Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.

Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.

***

Para anggota jemaat Galatia sedang bingung. Mereka telah percaya kepada Kristus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dan membawa mereka ke dalam kehidupan kekal. Namun, orang-orang Yahudi yang percaya kepada Kristus datang ke Galatia dan mengajarkan bahwa kepercayaan orang Galatia kepada Kristus itu tidak cukup untuk memperoleh keselamatan. Walaupun telah percaya kepada Kristus, mereka harus disunat dan mengikuti hukum Taurat seperti orang Yahudi.

Untuk menanggapi persoalan ini, Paulus menunjukkan perbedaan antara kepercayaan Yahudi dan kepercayaan kristiani, antara orang Yahudi dan orang Kristiani, dengan menggunakan alegori. “Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka?” Abraham mempunyai dua orang istri yang masing-masing mempunyai satu orang anak. Namun, kedua anak itu memiliki “status” yang berbeda. Istri pertama, yaitu Sara, adalah orang merdeka. Istri kedua, yaitu Hagar, adalah budak yang diambil menjadi istri. Karena Sara adalah orang merdeka, anaknya pun lahir sebagai orang merdeka. Karena Hagar adalah budak, anak yang dilahirkannya pun adalah seorang budak.

Anak yang lahir dari Hagar, budak yang menjadi istri Abraham, melambangkan orang Israel; sedangkan anak yang lahir dari Sara, yang adalah orang merdeka, melambangkan orang yang percaya kepada Kristus. Orang Yahudi digambarkan sebagai budak karena mereka hidup di bawah kuk hukum Taurat. Orang Yahudi percaya bahwa untuk memperoleh keselamatan, orang harus hidup menurut hukum Taurat. Kalau sampai melanggar Taurat, mereka diancam dengan hukuman. Dengan demikian, mereka tidak merdeka, tetapi hidup dalam ketakutan akan ancaman hukuman. Para pengikut Yesus digambarkan sebagai orang merdeka karena mereka menerima keselamatan sebagai pemberian dari Allah, seperti seorang anak menerima warisan dari orang tuanya. Ia tidak perlu bekerja keras dan tidak takut oleh ancaman hukuman. Karena itu, orang yang percaya kepada Kristus tidak perlu menjadi seperti orang Yahudi, tidak perlu pula memandang Taurat sebagai jalan keselamatan.

Mari kita renungkan:

Hal yang utama dalam iman kristiani adalah bahwa Allah menyelamatkan manusia. Allah mengaruniakan kehidupan kekal kepada manusia. Keselamatan itu bukanlah hasil kerja keras manusia dan bukan juga upah yang diberikan berkat kerja mereka. Allah memberikan keselamatan dan manusia tinggal menerimanya. Secara sederhana dapat dikatakan demikian: Allah adalah pemilik surga dan Dialah yang berkuasa menentukan orang untuk masuk ke dalam surga atau tidak. Allah yang mengasihi manusia mengundang manusia untuk masuk ke dalamnya dan tinggal bersama Dia dalam kebahagiaan yang abadi.