Lebih Tajam dari Pedang Bermata Dua

Minggu, 14 Oktober 2018 – Hari Minggu Biasa XXVIII   

4463

Ibrani 4:12-13

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

***

Perikop ini merupakan madah pujian terhadap firman Allah, yang diwahyukan melalui para nabi dan Anak Allah. Ada beberapa sifat yang dikenakan pada firman Allah. Pertama, firman Allah itu hidup dan kuat. Firman Allah tidak berdiam diri dan mati, tetapi bergerak dan aktif. Kitab Nabi Yesaya menggambarkan firman yang disampaikan oleh Allah seperti seorang utusan. Firman yang keluar dari mulut Allah itu “tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” (Yes. 55:11). Seperti seorang yang diutus oleh Allah, firman itu akan melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah. Ia tidak kembali kepada Allah sebelum menyelesaikan tugas yang diserahkan kepadanya. Dalam surat ini, firman Allah memiliki kekuatan sehingga sanggup melakukan apa yang dikehendaki oleh-Nya.

Kedua, firman itu sangat tajam, lebih tajam dari pedang bermata dua mana pun. Pedang bermata dua adalah pedang yang kedua sisinya tajam dan ujungnya runcing. Pada zaman kuno, pedang seperti ini dipergunakan oleh prajurit Yunani dan Romawi karena dianggap lebih efektif. Prajurit yang menggunakan pedang ini dapat mengayunkannya ke kanan atau ke kiri, ke atas atau ke bawah, tanpa harus membaliknya karena kedua sisinya tajam. Karena begitu tajam, lebih tajam dari semua pedang bermata dua, firman Allah dapat menusuk amat dalam, sehingga dapat memisahkan jiwa dan roh, serta memisahkan sendi-sendi dan sumsum. Bahkan, firman itu sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran yang tersimpan dalam hati manusia. Tidak ada yang dapat disembunyikan dari firman Allah karena yang tersembunyi di dalam hati manusia pun diketahui oleh-Nya.

Pada akhir zaman, firman Allah akan menjalankan tugas dalam penghakiman manusia. Ia tidak hanya melihat semua yang telah dilakukan oleh manusia, tetapi juga niat dan pikiran yang tersembunyi di dalam hati mereka. Karena itu, keputusan Allah ketika mengadili manusia akan sangat adil. Ia akan mengambil keputusan untuk setiap manusia dengan pertimbangan yang sangat jelas. Pada waktu itulah manusia harus memberi pertanggungjawaban atas semua yang telah mereka lakukan dan atas semua niat serta pikiran yang ada di dalam hati mereka.

Mari kita renungkan:

Allah adalah pemilik surga, dan Dialah yang akan menghakimi manusia untuk menentukan layak atau tidaknya orang masuk ke dalam surga. Ia akan menghakimi manusia berdasarkan perilaku dan niat yang terkandung di dalam hati mereka. Tidak ada manusia yang dapat meluputkan diri dari pengadilan Allah, dan tidak ada manusia yang dapat “menipu” Allah. Ia mengetahui semuanya. Mengingat hal ini, setiap orang beriman diajak untuk menjaga kebersihan hati. Orang beriman diingatkan untuk menjaga supaya hati mereka bersih dari niat dan pikiran yang buruk. Hati yang bersih akan mendorong orang untuk melakukan perbuatan baik. Dengan cara demikian, orang beriman tidak akan takut untuk menghadapi pengadilan Allah.