Bantuan untuk memahami
Harus diakui bahwa Kitab Suci tidak selalu mudah dimengerti. Ketika orang mulai membaca Kitab Suci, halaman demi halaman, ia harus berhadapan dengan banyak kesulitan, baik menyangkut bahasa, logika, maupun isi. Banyak hal sulit yang sering kali tidak dapat dipecahkan sendiri. Berhadapan dengan kesulitan ini, ada yang kemudian enggan untuk melanjutkan membaca, tetapi banyak juga yang terus melanjutkan membaca Kitab Suci. Bisa jadi mereka mengabaikan segala bentuk kesulitan itu, atau menyimpannya sambil terus berusaha mencari jawabannya.
Umat perlu dibantu untuk memahami isi Kitab Suci. Bantuan ini mencakup dua hal berikut: (1) cara membaca Kitab Suci dan (2) penjelasan mengenai isinya. Berbagai cara baca Kitab Suci dapat diperkenalkan, sehingga orang dapat menikmati dan mendapatkan nilai dari pembacaan ini. Cara baca yang dimaksud menyangkut pembacaan secara pribadi maupun secara berkelompok.
Kitab Suci ditulis dengan latar belakang zaman, geografi, budaya, dan cara pikir yang asing bagi pembaca modern. Untuk dapat memahami isinya, hal-hal tersebut harus dipahami sehingga orang dapat menangkap apa yang disampaikan oleh para penulis suci. Secara khusus, para ahli Kitab Suci bertugas untuk menyelidiki dan menguraikan isi Kitab Suci agar para pelayan sabda dapat menyajikan santapan Kitab Suci kepada umat Allah “untuk menerangi budi, meneguhkan kehendak, dan mengobarkan hati sesama untuk mengasihi Allah.”
Pembinaan
Gereja tidak begitu saja menyerahkan Kitab Suci kepada pribadi masing-masing umat. Bila demikian, orang yang memiliki niat yang tidak murni dapat memutarbalikkan sabda dan mempergunakannya untuk kepentingan pribadi. Sebaliknya, Gereja juga tidak melakukan pengawasan ketat yang dapat membuat orang takut membaca Kitab Suci. Para pemimpin Gereja mengajak umat untuk membaca dan mendalami Kitab Suci, tetapi juga memberikan bimbingan bagi umat dalam membaca Kitab Suci agar sabda Allah dipahami sesuai dengan paham Gereja secara keseluruhan. Pembacaan Kitab Suci harus disertai dengan doa, sehingga terjadi dialog antara Allah dan manusia. Kita mendengarkan Allah bersabda ketika membaca Kitab Suci dan berbicara kepada-Nya ketika berdoa.
(Bersambung)