Pesta Segera Berlalu (7)

Kritik bagi Mereka yang Hidup secara Berlebihan (Am. 6:1-14)

132

Israel penuh dengan kejahatan dan mengandalkan kebanggaan yang semu

Amos kemudian mengajak orang Israel untuk merenungkan tingkah laku mereka yang sungguh-sungguh tidak pantas. Ia di sini tampil bagaikan seorang guru hikmat dengan membuat perbandingan antara Israel dan sejumlah hal: “Apakah kuda-kuda berlari di atas bukit batu? Apakah laut dibajak dengan lembu?” (Am. 6:12). Tentu saja jawaban untuk dua pertanyaan itu seharusnya adalah tidak. Namun, hal yang berbeda terjadi di Israel. Di situ kuda berlari di atas batu dan laut dibajak dengan lembu sebagai gambaran untuk situasi yang benar-benar jungkir balik. Umat Allah berlaku tidak sebagaimana layaknya umat Allah, sebab kebenaran dan keadilan sudah mereka tinggalkan. Seluruh negeri penuh dengan kejahatan, layaknya racun mematikan yang akan membinasakan semua orang.

Sungguh mengherankan bahwa dalam keadaan seperti itu, orang Israel tetap saja membanggakan kekuatan dan keberhasilan yang mereka capai. Pada masa itu, tampaknya kepercayaan diri orang Israel sedang menjulang tinggi berkat sejumlah kemenangan yang diraih oleh Raja Yerobeam II, serta sebelumnya oleh Raja Yoas, ayahnya (bdk. 2Raj. 13:25; 14:25).  Di bawah kepemimpinan kedua raja ini, pasukan Israel berhasil merebut sejumlah tempat, sehingga wilayah kerajaan menjadi semakin luas. Kesuksesan ini tentunya membuat orang Israel bersukacita. Mereka menjadi sangat yakin bahwa Israel adalah bangsa yang kuat dan tidak terkalahkan.

Amos mencela kebanggaan dan kepercayaan diri yang keliru tersebut. Keberhasilan merebut Lodabar dan Karnaim tidak patut dibanggakan, sebab hal itu hanyalah kemenangan kecil yang mendahului kekalahan besar yang akan menimpa mereka (uniknya, kemenangan atas Lodabar sudah mengisyaratkan hal itu, sebab lodabar artinya “tidak berarti apa-apa”). Dengan kata lain, kemenangan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan bencana yang segera terjadi. Para pemimpin Israel telah keliru mengukur kekuatan musuh dan kekuatan mereka sendiri. Asyurlah kerajaan yang paling kuat pada saat itu, bukan mereka. Kekeliruan ini sangat fatal dan akan mengakibatkan terjadinya bencana politik yang sangat dahsyat. Kebanggaan semu kaum elite Israel mendorong mereka berani menantang Asyur, yang pada akhirnya menyeret seluruh bangsa pada kehancuran.

(Bersambung)