Luar Biasa 5: Lepas Bebas dari Kelekatan

Jumat, 22 Juni 2018 – Hari Biasa Pekan XI

318

Matius 6:19-23

“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”

***

Saudara-saudari yang terkasih, pastinya kita masing-masing mempunyai hal yang berharga dalam kehidupan ini. Ada orang yang mengganggap bahwa yang paling berharga di dunia ini adalah uang. Orang itu lalu berusaha sedemikian rupa agar mampu mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Yang lain berpandangan bahwa yang paling berharga di dunia ini adalah properti dan barang-barang duniawi. Orang itu lalu berusaha untuk menguasai tanah dan rumah sebanyak-banyaknya, lalu menjaga itu semua sekuat tenaga, jangan sampai hilang direbut orang lain. Ada juga yang meyakini bahwa sahabat dan keluarga adalah hal yang paling berharga. Orang itu lalu berupaya untuk selalu menjaga relasi persahabatan dan ikatan kekeluargaan.

Intinya, hal yang berharga pasti akan diperjuangkan dan terus dipertahankan!

Tuhan hari ini bersabda, “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Sabda ini sungguh benar. Hati kita pasti akan tertambat pada segala sesuatu yang kita anggap berharga. Orang akan selalu melihat, mencari, memperjuangkan, dan terus mempertahankan apa yang berharga baginya.

Hal itu juga terjadi kalau yang kita anggap berharga misalnya saja harta kekayaan. Hasrat untuk menumpuk harta bisa jadi akhirnya membuat kita gelap mata. Karena sibuk mengejar materi, kita tidak peduli lagi pada saudara dan saudari di sekitar kita. Inilah fakta yang menyedihkan: orang yang hidupnya melulu hanya untuk memburu barang-barang duniawi pasti akan lupa bahwa dirinya juga perlu memikirkan kehidupan surgawi.

“Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.” Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk berefleksi: apa yang sebenarnya kita cari dalam kehidupan ini? Kerap kali hal-hal duniawi yang kita anggap berharga justru membuat mata kita gelap, sehingga kita tidak mampu melihat Allah dan segala kebaikan-Nya. Apa yang seharusnya hanya menjadi sarana justru sering kali dijadikan tujuan.

Saudara-saudari yang terkasih, mari kita tanyakan sekali lagi, “Di manakah hartaku berada?” Orang yang biasa-biasa saja hidup dengan kelekatan-kelekatan mereka. Sebagai orang yang luar biasa, kita diminta untuk berani lepas bebas. Buang kelekatan-kelekatan duniawi. Mari kita tambatkan hati kita kepada Tuhan dan seluruh penyelenggaraan-Nya.