Matius 10:7-13
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
***
Suatu ketika, seseorang berkata kepada saya, “Saya bosan dengan khotbah para romo. Saya muak dengan omongan-omongan suci di Gereja. Saya sudah enek dengan omongan tentang kedatangan Kerajaan Allah.” Saya sungguh menangkap dan memahami pergumulan orang ini. Ia tidak terlalu suka dengan ungkapan-ungkapan yang bernada meninabobokan orang. Orang yang mendengarnya bisa-bisa jadi malas berkerja dan enggan berusaha secara maksimal dalam kehidupan.
Jangan membuat orang menanti, menanti, dan terus menanti hadirnya Kerajaan Allah tanpa berbuat apa-apa. “Itu tidak bijak!” tegas orang itu kepada saya. Surga atau Kerajaan Allah sudah ada dan sudah kita rasakan sekarang dalam kehidupan nyata di dunia ini. Benar bahwa kelak setelah mati, kerinduan kita untuk menggapai surga akan dipenuhi dengan sempurna oleh Bapa. Namun, kita memiliki kewajiban untuk menghadirkan surga secara nyata di dunia ini, demikian tambahnya.
Percakapan itu meneguhkan saya. Saya mengingatnya kembali ketika merenungkan bacaan Injil hari ini. Yesus mengutus para murid dengan berkata, “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.” Apa maksud kata-kata Yesus itu? Apakah Ia menghendaki agar para murid meneriakkan perkataan itu di jalan-jalan dan dari rumah ke rumah? Sejauh saya renungkan, bukan itu yang Ia maksudkan.
Kerajaan Surga sudah ada dan sedang kita rasakan saat ini. Para murid harus menghadirkan Kerajaan Surga itu kepada setiap orang yang mereka jumpai. Apa bentuk konkretnya? Yakni dengan menyembuhkan orang sakit, menahirkan orang kusta, mengusir roh-roh jahat, dan bahkan membangkitkan orang mati. Sungguh konkret dan nyata, bukan?
Kerajaan Surga hadir ketika kita memberi kesembuhan (baik jasmani maupun rohani) kepada orang lain. Kerajaan Surga hadir ketika kita tulus membantu orang lain yang berkekurangan. Ketika sahabat tertekan dan kita setia menjadi pendengarnya, di situ juga kehadiran Allah meraja. Karena itu, Saudara-saudari sekalian, sambil kita menantikan kekekalan hidup kita kelak, marilah kita merasakan dan menghadirkan Kerajaan Surga secara konkret dan nyata dalam penziarahan hidup di dunia ini. Marilah kita menghadirkan surga di dalam keluarga, pelayanan, dunia kerja, dan hidup kita saat ini.