Problem Kesetiaan: Belajar dari Nabi Hosea (2)

294

Hubungan Tuhan dan umat-Nya

Nabi Hosea hidup sezaman dengan Nabi Amos dan berkarya di tempat yang sama, yakni di Kerajaan Israel. Ia menyaksikan kemerosotan besar-besaran dalam bidang keagamaan di sana. Bangsa Israel meninggalkan kepercayaan kepada Tuhan dan berpaling pada para ilah lain. Mereka jatuh pada pemujaan dewa-dewi Kanaan. Mengapa mereka bertindak demikian? Apa arti tindakan mereka itu terhadap iman akan Tuhan?

Perjanjian Tuhan dengan Israel

Di masa lampau, bangsa Israel telah mengalami masa perbudakan yang panjang di Mesir. Namun, Tuhan membebaskan mereka dan membawa mereka ke negeri yang dijanjikan-Nya. Dalam perjalanan menuju ke Tanah Terjanji, Tuhan mengadakan perjanjian dengan Israel di Gunung Sinai. Isi dari perjanjian ini adalah bahwa Tuhan, Allah nenek moyang mereka, yang telah membebaskan mereka dari Mesir, menyatakan diri sebagai Allah Israel dan mengangkat mereka menjadi bangsa pilihan-Nya (Kel. 19:5-6; Ul. 29:10-13).

Pengangkatan ini memberi jati diri baru kepada Israel. Di Mesir mereka hanyalah sekelompok budak yang tidak mempunyai apa-apa. Mereka hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh penguasa Mesir dan tidak dapat menentukan nasib mereka sendiri. Namun, sekarang mereka telah menjadi orang merdeka, di bawah kuasa Allah nenek moyang mereka. Dengan demikian, Israel menjadi umat Tuhan dan Ia menjadi Allah mereka.

Akan tetapi, bagaimana mereka harus berlaku sebagai umat pilihan Tuhan? Satu hal penting dalam bagian ini adalah bahwa pengangkatan Israel menjadi umat Allah mengandung konsekuensi bahwa mereka tidak boleh menyembah atau beribadah kepada ilah-ilah lain. “Janganlah ada padamu ilah lain di hadapan-Ku” (Kel. 20:3). Tuhan mau menjadi Allah yang satu-satunya dalam kehidupan mereka. Mulai dari saat itu, tidak ada ilah lain yang dapat menuntut kepatuhan dari bangsa itu. Tuntutan ini bukanlah tuntutan sewenang-wenang, melainkan tuntutan yang didasarkan pada suatu perjanjian yang menyatakan bahwa Israel adalah milik-Nya sendiri. Allah mengharapkan ketaatan dari Israel karena Dialah yang telah menebus mereka dari Mesir. Selayaknya bila segala penghormatan hanya disampaikan kepada Allah penebus mereka itu.

(Bersambung)