Ibrani 9:11-15
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, — artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, — dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
***
Allah menghendaki agar manusia selamat dan tinggal bersama Dia di surga. Namun, dosa menghalangi manusia untuk bersatu dengan Allah yang kudus dalam kehidupan surgawi. Syukurlah, Allah adalah kasih. Terdorong oleh kasih-Nya kepada manusia, Ia mengutus Putra-Nya untuk menyelamatkan kita dari kekuasaan dosa. Melalui Yesus Kristus, Putra-Nya, Allah menganugerahkan pengampunan dosa dan membersihkan kita dari dosa. Bagaimana Yesus melakukan hal ini?
Oleh para pengikut-Nya, Kristus dipandang sebagai Imam Besar yang jauh lebih unggul daripada para imam besar Perjanjian Lama. Mereka ini setiap tahun mempersembahkan darah binatang untuk mendamaikan umat dangan Allah. Darah binatang yang dicurahkannya itu membuat orang Israel, termasuk sang imam besar sendiri, terbebas dari segala kenajisan.
Bagi orang yang percaya kepada Kristus, kematian Yesus di kayu salib bukanlah kematian manusia biasa dan tidak terjadi secara kebetulan. Kematian-Nya membawa dampak bagi keselamatan manusia. Di kayu salib, Kristus bertindak sebagai Imam Besar yang mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban untuk menghapus dosa manusia. Hanya satu kali Kristus menyampaikan persembahan kepada Allah dan yang Ia persembahkan bukanlah darah binatang, melainkan darah-Nya sendiri.
Dalam kurban pendamaian, darah binatang (kambing atau lembu) menguduskan umat dari segala kenajisan, sehingga mereka layak menghadap Allah dalam ibadah. Kalau darah binatang saja dapat membersihkan manusia dari kenajisan, apalagi darah Kristus. Darah Kristus mempunyai dampak yang jauh lebih hebat, bahkan tidak dapat dibandingkan dengan dampak yang dihasilkan oleh darah binatang kurban. Sebab, kematian Kristus di kayu salib menghapuskan dosa manusia dan darah-Nya menyucikan mereka.
Kita yang percaya kepada Kristus mengakui bahwa kita telah berdosa. Namun, “di dalam Kristus dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan karunia-Nya“ (Ef. 1:7). Kalau Allah mengampuni dosa-dosa kita, itu tidak berarti bahwa Dia menganggap dosa-dosa kita itu tidak ada, tetapi Ia membebaskan kita dari hukuman yang seharusnya kita tanggung. Kita perlu mengingat kembali bahwa upah dosa adalah maut (Rm. 6:23): orang yang telah dikuasai dosa tidak layak untuk tinggal bersama dengan Allah di surga. Kurban Kristus di kayu salib telah mendatangkan pengampunan dan membebaskan kita dari hukuman yang seharusnya kita tanggung. Karena itu, Allah memandang kita layak untuk tinggal bersama Dia dalam kehidupan kekal.
Saudara-saudari sekalian, mengingat Kristus telah mempersembahkan diri sebagai kurban untuk menghapus dosa manusia dan mendamaikan manusia dengan Allah, marilah kita menyampaikan syukur kepada-Nya. Baiklah kalau rasa syukur ini diungkapkan secara konkret dengan melawan kecenderungan kepada dosa, seperti yang kita sampaikan dalam Doa Tobat, “Dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu, akan memperbaiki hidupku dan tidak akan berdosa lagi.” Kalau jatuh ke dalam dosa, mari kita segera bertobat dan kembali kepada Allah.