1 Yohanes 2:1-5a
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah.
***
Dalam kesempatan ini secara khusus kita hendak mendalami bacaan kedua, yakni 1Yoh. 2:1-5a. Penulis surat 1 Yohanes dalam perikop ini berbicara tentang pengenalan akan Allah. Mengantar tema tersebut, ia terlebih dahulu menekankan pentingnya hidup dalam kebenaran. Ia berkata, “Jangan berbuat dosa.” Namun, bagaimana jika seseorang telanjur melakukan dosa? Tidak perlu cemas. Bagi mereka, penulis menawarkan pengantaraan Yesus Kristus yang adil.
Kemudian penulis surat 1 Yohanes berbicara tentang mengenal Allah. Dikatakannya bahwa pengenalan akan Allah mestinya mendorong orang untuk menuruti perintah-perintah-Nya. Ia berkata bahwa jika seseorang menyebut dirinya mengenal Allah, tetapi tidak mengikuti perintah Allah, orang itu adalah pendusta.
Rupanya pengenalan akan Allah yang dibicarakan penulis bukan berarti suatu pengetahuan atau teori mengenai diri Allah. Menurutnya, manusia mengenal Allah karena memiliki hubungan yang dekat dengan-Nya. Karena itu, ia menghubungkan hal ini dengan ketaatan manusia pada perintah-perintah Allah. Baru kalau kita menaati perintah-perintah Allah, kita dapat menyebut diri mengenal dan mengasihi Allah!
Banyak orang cukup piawai ketika berbicara tentang diri dan pribadi Allah, terutama mereka yang sudah mempelajari ilmu-ilmu agama. Di sini ada kecenderungan yang perlu diwaspadai, yaitu bahwa pengetahuan akan Allah pada akhirnya malah membuat orang menjadi sombong. Sebagian yang lain justru lalu gemar melakukan penindasan dan kekerasan, sebab mereka berpendapat bahwa kelompok merekalah yang benar, sementara yang lain sesat. Bagaimana mungkin orang pandai berbicara tentang Allah, tetapi tingkah lakunya tidak mencerminkan sosok Allah yang mereka imani? Jelas, itu artinya mereka tidak benar-benar mengenal Allah.
Saudara-saudari sekalian, seturut nasihat penulis surat 1 Yohanes, marilah kita mewaspadai kecenderungan-kecenderungan buruk tersebut di atas. Laksanakan apa yang kita wartakan. Ada ungkapan bagus yang sesuai benar dengan renungan kita hari ini: “Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik” (Mat. 7:17). Dengan demikian, inilah kiranya tanda orang yang sungguh-sungguh mengenal Allah, yaitu kalau orang itu dengan tekun senantiasa melakukan kebenaran.