Kemanusiaan yang Baru

Senin, 9 April 2018 – Hari Biasa Pekan II Paskah

165

Yohanes 3:1-8

Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”

***

Yesus senantiasa hadir menyertai murid-murid-Nya. Hal ini terlihat dalam pengalaman Petrus dan Yohanes dalam bacaan pertama hari ini (Kis. 4:23-31). Penahanan dan pembebasan mereka dari tahanan dihayati oleh kedua murid itu sebagai campur tangan dan penyertaan Allah sendiri.

Setelah lolos dari banyak peristiwa penghambatan dan pengejaran, para rasul semakin berani mewartakan Kristus yang bangkit. Di samping keyakinan akan campur tangan Tuhan, keberanian ini didukung juga oleh semangat kesatuan dan kebersamaan di antara kaum beriman yang senantiasa mereka jaga dan mereka pelihara.

Dalam kekompakan, mereka menunjukkan keberanian itu dengan tetap berserah kepada Allah dalam setiap tantangan dan hambatan yang mereka alami dalam pewartaan. Kegigihan ini lahir berkat pengalaman kehadiran Roh Allah sendiri yang mengubah kegelisahan dan ketakutan menjadi keberanian dan kemantapan batin dalam bersaksi. Peranan Roh Allah yang membimbing perjalanan Gereja inilah yang ditekankan oleh Lukas, penulis Kisah Para Rasul.

Dalam bacaan Injil, ketika bercakap-cakap dengan Nikodemus, Yesus berbicara tentang kelahiran kembali dalam air dan Roh. Bagi Yesus, hanya melalui kelahiran baru dalam air dan Roh, seseorang bisa keluar dan dibebaskan dari kemanusiaannya yang lama dan mengenakan kemanusiaan yang baru. Kemanusiaan yang baru, yang dibentuk oleh pembaptisan dalam air dan Roh, menjadi landasan dan fondasi misioner Gereja sepanjang sejarah.