Ia Tidak Pernah Meninggalkan Kita

Sabtu, 7 April 2018 – Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah

255

Markus 16:9-15

Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya.

Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya.

Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

***

Bacaan Injil hari ini mengisahkan relasi Yesus dengan murid-murid-Nya yang begitu mendalam. Ia menampakkan diri mula-mula kepada Maria Magdalena, lalu kepada dua orang murid yang berada dalam perjalanan. Ketika kabar itu dikisahkan kepada kesebelas murid yang lain, sayangnya murid-murid itu tidak percaya. Yesus sendiri akhirnya menampakkan diri kepada orang-orang itu, sehingga mereka pun akhirnya percaya.

Kisah tersebut memberi ruang bagi kita untuk berefleksi betapa sulitnya memahami misteri kebangkitan Kristus. Murid-murid-Nya sendiri bahkan tidak percaya! Namun, lagi-lagi Yesus sendiri yang mengambil inisiatif untuk mengembalikan semangat para murid. Ini menandakan bahwa Ia tidak pernah meninggalkan mereka.

Meskipun para murid tidak percaya, Yesus tetap menuntun mereka agar kembali ke jalur yang benar. Di sinilah Tuhan yang bangkit memulihkan semangat para murid, sehingga mereka akhirnya siap untuk kembali mewartakan kerajaan Allah.

Pertanyaan bagi kita, apakah kita memiliki pengalaman seperti para rasul yang terkadang tidak percaya? Bagaimanakah Tuhan menemani kita di dalam pengalaman itu?