Antara Sukacita dan Rasa Takut

Senin, 2 April 2018 – Hari Senin dalam Oktaf Paskah

417

Matius 28:8-15

Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”

Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

***

Ketika mengunjungi umat, saya berjumpa dengan seorang ibu yang mengisahkan kepada saya pengalaman anaknya yang dirampok saat mengambil uang di sebuah bank. Uang yang dirampok sekitar seratus juta rupiah. Sang anak saat itu merasa bingung harus berbuat apa, sebab uang yang dia ambil adalah uang perusahaan. Celakanya, pihak perusahaan kemudian memintanya mengganti uang itu.

Sang ibu menceritakan kepada saya momen yang membuatnya bahagia di balik kejadian yang mengerikan tersebut. Pada saat itu, istri dari anaknya langsung memeluk sang suami dan berkata, “Tidak apa-apa, Pak. Hidup Bapak lebih berharga. Mari kita berusaha bersama-sama untuk mengganti uang yang hilang itu.”

Bagi sang ibu, itulah momen terindah, yakni melihat sang menantu memberi dukungan kepada anaknya. Perasaan takut berbaur dengan perasaan cinta, yang pada akhirnya menumbuhkan pengharapan yang besar untuk bertumbuh.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan perasaaan para wanita yang pergi ke kubur Yesus. Kabar tentang kebangkitan Yesus membuat mereka merasa takut, tetapi sekaligus bersukacita. Tentu saja sukacita yang mereka alami jauh lebih kuat daripada ketakutan yang mereka rasakan. Kebangkitan Yesus adalah kebangkitan mereka atas segala rasa takut. Kebangkitan Yesus menumbuhkan segala harapan.

Pertanyaan bagi kita, adakah pengalaman kebangkitan di dalam hidup kita? Bagaimana kita menanggapi pengalaman itu?