Makna Penderitaan Yesus (8)

417

Penderitaan kita

Paulus yang banyak menderita mengajak umat agar menjadi penurut dia (1Kor. 4:11-16; 11:1; 1Tes. 2:14), juga di tengah penderitaan (1Tes. 1:6-7). Dengan menjadi penurut Paulus dan penurut Tuhan dalam situasi penindasan, umat Tesalonika telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah sekitarnya. Sambil menuruti Paulus dalam menyatukan diri dengan Kristus dan salib-Nya, mereka maupun kita dapat mengalami kuasa Allah, menampakkan hidup kebangkitan Kristus, dan menyaksikan pula efek misioner dari penderitaan itu.

Bersama Yesus, kita dapat ikut menanggung penderitaan orang dalam semangat solidaritas dan berkurban untuk orang lain. “Aku boleh menderita karena kamu,” kata Paulus, “dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat” (Kol. 1:24). Penderitaan kita sekarang masih diperlukan untuk membuat penderitaan Kristus berbuah di tengah masyarakat dan Gereja dewasa ini.

Yesus tidak mati menggantikan kita sehingga kita dapat melipat tangan, tetapi solidaritas Yesus dengan kita memanggil kita untuk turut menanggung beban dan penderitaan orang, dalam solidaritas dengan mereka dan seluruh jemaat, tubuh-Nya. Misi Yesus kita teruskan dan akan menjadi subur justru di dalam cobaan-cobaan yang kita alami sebagai utusan-Nya.***

Kepustakaan

Harun, Martin, “Makna Penderitaan dalam Perjanjian Baru,” Forum Biblika 26 (2012) 23-35

Lambrecht, Jan, ed., God and Human Suffering, Louvain: Peeters, 1990.