Pintu Pertobatan

Selasa, 27 Februari 2018 – Hari Biasa Pekan II Prapaskah

419

Yesaya 1:10, 16-20

Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!

“Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.

***

Apa yang telah kita bahas kemarin di dalam kitab Daniel, kini dipertegas dalam kitab Yesaya. Melalui Nabi Yesaya, Allah telah memperingatkan bangsa Israel, serta menegaskan kembali perjanjian-Nya dengan mereka. Jadi, persoalannya di sini adalah: jauh sebelum Israel dihukum karena dosa dan kesalahan mereka, Allah sudah mengingatkan dan menegur mereka. Allah sudah menegaskan sekali lagi konsekuensi yang harus mereka terima bila mereka menjauh dari-Nya.

Isi dari peringatan Allah inilah yang bisa menjadi inspirasi kita dalam memaknai usaha pertobatan kita. Betapa besar kesalahan dan kedegilan hati bangsa Israel tampak dalam sapaan Allah kepada mereka. Ia tidak lagi menyebut mereka sebagai “bangsa pilihan-Nya” atau “kebun anggur-Nya” atau “kekasih masa muda-Nya.” Mereka disebut-Nya sebagai “manusia Sodom” dan “manusia Gomora.” Hal ini tentunya sebuah peringatan yang amat sangat keras. Tingkah laku Israel tidak jauh berbeda dari kekejian yang terjadi di Sodom dan Gomora.

Allah mengajak umat-Nya untuk bertobat, membersihkan diri, berhenti berbuat jahat, dan belajar untuk berbuat baik. Dari sini kita bisa melihat bahwa bangsa pilihan Allah ini tidak mengerti bagaimana harus berbuat baik. Mereka tidak mempunyai kebiasaan berbuat baik! Allah menyoroti tindakan kebaikan yang konkret, misalnya memperjuangkan nasib para janda. Sebagai pihak yang paling lemah dalam masyarakat, para janda selalu menjadi korban.

Tidak hanya memperingatkan, Allah juga bermurah hati kalau Israel mau bertobat. Ia memberi jaminan: meski dosa mereka merah seperti kirmizi, mereka akan diputihan kembali seperti salju; meski dosa mereka merah seperti kain kesumba, mereka akan dijadikan putih lagi seperti bulu domba. Inilah janji Allah kepada bangsa yang berdosa itu.

Saudara-saudari terkasih, selalu ada pintu terbuka menuju pertobatan bila manusia mau kembali dan berbuat baik. Marilah kita menjadi anak-anak Allah yang baik dan setia seperti yang dikehendaki Allah ketika Ia menciptakan kita.