Pergi Mewartakan Injil

Kamis, 25 Januari 2018 – Pesta Bertobatnya Santo Paulus

1130

Markus 16:15-18

Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”

***

Hari ini kita merayakan Pesta Bertobatnya Santo Paulus. Paulus sejak masa mudanya telah tekun mempelajari dan menaati adat istiadat Yahudi (bdk. Gal. 1:14). Dia sangat fanatik dengan iman Yahudinya dan karenanya bekerja giat bagi Allah (Kis. 22:3). Karena itu, Paulus berusaha membinasakan pengikut Yesus, sebab Yesus dalam pandangannya telah menyebarkan ajaran sesat yang membahayakan iman Yahudi. Kematian Yesus di kayu salib bagi Paulus muda menjadi bukti bahwa Dia bukanlah utusan Allah.

Namun, keyakinan Paulus dijungkirbalikkan seratus delapan puluh derajat ketika dalam perjalanan ke Damsyik ia mengalami perjumpaan dengan Yesus yang bangkit. Kebutaannya selama tiga hari sembuh total setelah ia dibaptis dan ditumpangi tangan oleh Ananias. Ananias meneguhkan Paulus bahwa dirinya dipilih Tuhan untuk diutus mewartakan nama-Nya di antara bangsa-bangsa lain.

Kini pembenci dan pembinasa jemaat Kristen dibalikkan haluannya oleh Tuhan menjadi pewarta Injil yang bersemangat. Ia menjalankan apa yang dimandatkan Yesus dalam Injil. Paulus pergi kepada bangsa-bangsa lain untuk mewartakan kabar baik dari Allah, bagaimana Allah mengasihi kita semua dan menebus dosa-dosa kita dalam darah Yesus Kristus. Paulus melihat tugas perutusan ini sebagai suatu keharusan (1Kor. 9:16). Sepanjang pewartaannya, tanda-tanda yang mengagumkan juga menyertai Paulus, seperti menyembuhkan orang lumpuh di Listra (Kis. 14:8-10), mengusir roh tenung dari hamba perempuan di Filipi (Kis. 16:18), dan sebagainya. Dalam pelayarannya sebagai tawanan menuju Roma, kapal yang ditumpangi Paulus terdampar di Pulau Malta. Di sana Paulus terpagut ular, namun tetap sehat dan selamat (Kis. 28:1-6).

Tugas perutusan mewartakan Injil juga dipercayakan kepada semua pengikut Kristus. Untuk itu kita harus “pergi,” yang barangkali tidak harus selalu dimaknai dengan meninggalkan kampung halaman dan tempat kerja, tetapi pertama-tama berani keluar dari zona nyaman untuk menjangkau mereka yang membutuhkan kabar gembira dari Tuhan. Pewartaan kabar gembira pertama-tama mesti terpancar dalam sikap kita yang membawa kasih dan sukacita, bukan sekadar hafalan ayat Alkitab. Pewartaan kabar baik hendaknya tidak dibatasi pada kesamaan strata sosial atau etnis, tetapi menjangkau semua orang, bahkan kepada seluruh makhluk. Perjuangan ekologi seperti diserukan oleh Paus Fransiskus dalam Laudato Si menjadi perwujudan konkret bagaimana Injil juga mesti diwartakan kepada seluruh ciptaan.

Semangat Paulus yang giat bekerja bagi Allah, serta tekadnya yang pantang menyerah ketika menghadapi pelbagai kesulitan dan tantangan, semoga juga menginspirasi dan menyemangati kita sebagai pewarta-pewarta Injil zaman modern.